www.depkeu.go.id
Jakarta, 18/02/2011 MoF (Fiscal) News - Inflasi Indonesia di bulan Februari 2011 diperkirakan lebih rendah dari bulan Januari. Demikian seperti disampaikan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro dalam jumpa pers di Aula Gedung Djuanda I Kementerian Keuangan Jakarta pada Kamis (17/2).
Pada bulan Januari 2011, inflasi mencapai angka 0.89%. Hal ini disebabkan oleh peningkatan harga volatile food hingga 18,25% (yoy). “Yang kita perhatikan adalah inflasi beras dan cabe merah, yang inflasinya lebih tinggi dari rata-rata historisnya. Sehingga fokus kita, pada pengendalian harga serta volume beras dan cabe merah,” tukas Bambang. Di bulan Februari, beberapa sentra produksi beras telah melakukan panen serta penyaluran raskin dipercepat. Kedua hal tersebut menjadi penghambat laju inflasi, yang pada bulan Januari dipengaruhi oleh beras.
Senada dengan Bambang, Direktur Statistik Harga BPS Sasmito Hadi Wibowo di Jakarta, Kamis (17/2), memperkirakan angka inflasi Februari berada di bawah 0,5% atau lebih rendah dibanding inflasi pada bulan Januari. Menurutnya, beras memiliki bobot yang cukup signifikan sebagai penyumbang angka inflasi yaitu sebesar 5%. Sehingga penurunan harga sekitar 1,78% hingga 2% pada bulan ini akan berpengaruh pada tingkat inflasi "Inflasi kemungkinan besar berada di bawah 5% pada Februari ini," pungkas Sasmito. (as)
0 komentar:
Posting Komentar